
Jakarta – Chief Executive Officer (CEO) Tesla, Elon Musk mengalami penurunan kekayaan bersih sebesar US$15,3 miliar setara dengan Rp234,8 triliun. Hal tersebut terjadi akibat dia akan membentuk partai politik (parpol) bernama American Party pada Sabtu (5/7/2025).
Rencana pembentukan American Party akibat ketegangan terjadi akibat Elon Musk dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Selama ini Elon Musk memakai posisinya guna memengaruhi kebijakan pemerintah di Amerika Serikat (AS) dan pasar.
Dia mendukung Donald Trump selama kampanye pemilihan presiden 2024 dan yang ditugaskan presiden untuk memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah.
Saham Tesla turun sebesar 6,8% yang ditutup sebesar US$293,94 sehingga perusahaan kehilangan US$79 miliar dari total nilai pasar.
Dengan begitu Elon Musk memiliki nilai saham sekitar US$121 miliar dan total kekayaan bersih sekitar US$346 miliar atau turun dari US$361 miliar pada hari sebelumnya.
Para investor khawatir prioritas aktivitas Elon Musk pada Mei lalu dengan meminta Elon Musk bekerja minimal sebanyak 40 jam seminggu di perusahaan tersebut.
Pendiri Spear Invest, Ivana Delevska menjual saham Tesla, walaupun peluangnya sangat besar, risikonya juga sangat signifikan.
“Meskipun potensi keuntungannya jelas ada, risikonya juga signifikan,” ujarnya.
Analis di William Blair, Jed Dorsheimer, menyebutkan para investor sudah bosan menghadapi kelakuan Musk.
“Kami memperkirakan para investor mulai bosan dengan gangguan yang ada di saat bisnis sangat membutuhkan perhatian Musk dan hanya melihat sisi negatif dari kembalinya Musk ke dunia politik,” tuturnya.
Donald Trump menanggapi pembentukan American Party sebagai tindakan yang konyol bagi Elon Musk.
“Saya sedih melihat Elon Musk benar-benar ‘keluar jalur’,” tulisnya dalam sebuah postingan di Truth Social.
Keberadaan America Party diharapkan bisa mengganggu tatanan politik tradisional, sejarah menunjukkan sedikit keberhasilan bagi kelompok independen dan pihak ketiga dalam pemilihan presiden AS.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Libertarian, Green, dan People’s Parties, telah gagal menembus dominasi Partai Republik dan Demokrat yang mengakar.
“Saham Tesla telah terdampak oleh ‘ketidakpastian tarif’, ‘penghapusan subsidi untuk kendaraan listrik’, dan kekhawatiran tentang apakah Musk memiliki kapasitas yang cukup jika ia memutuskan untuk mendirikan America Party agar benar-benar bertanggung jawab dalam hal aktivitas bisnisnya,” ujar Pengajar Politik Amerika di Dublin University, Scott Lucas. (adm)
Sumber: detik.com